Senin, 05 Mei 2014

PEMISAHAN KIMIA



TUGAS PEMISAHAN KIMIA


“PEMISAHAN NODA PADA SERAT PAKAIAN OLEH DETERGEN”

Oleh :
INTAN PIRANTI (120332421494)




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MEI 2014


PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Ide dari judul ini muncul akibat rasa keingintahuan dari kecil. Sejak kecil saya suka bermain dengan busa dan menurut saya itu adalah hal yang sangat menarik. Dalam benak, terfikirkan bagaimana ada zat yang sangat bagus seperti itu. Lambat laun ketika sudah mulai bisa mencuci, terfikirkan beberapa hal yaitu kenapa tidak semua jenis noda hilang dalam waktu yang sama. Sampai kadang harus dibutuhkan jumlah detergen berbeda untuk mengucek pakaian yang kebetulan terkena noda. Menginjak SMA, telah dikenalkan istilah polar dan non polar. Air adalah molekul polar dan lemak atau lipid adalah molekul non polar. Kalau begitu mengapa harus menggunakan air untuk menghilangkan suatu molekul non polar? Apa kegunaan air dalam hal ini? Dan hal yang penting adalah metode apakah yang digunakan peneliti untuk masalah ini.
Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana pemisahan dapat terjadi, pengertian detergen serta zat penyusunnya, metode yang digunakan, dan membahas tuntas tentang metode yang digunakan tersebut. Dengan dibuatnya makalah ini, semoga dapat memberikan informasi lebih dan bermanfaat bagi pembaca.








PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN PAKAIAN
Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan rumah. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat, kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan penghalang antara kulit dan lingkungan.
2.      PENGERTIAN SERAT
Serat (Inggris: fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Contoh serat yang paling sering dijumpai adalah serat pada kain. Manusia menggunakan serat dalam banyak hal: untuk membuat tali, kain, atau kertas. Serat dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetis (serat buatan manusia). Serat pakaian termasuk dalam serat alami, tergolong dari serat yang terbuat dari tumbuhan. Serat dari tumbuhan umumnya tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan kadang-kadang mengandung pula lignin.
3.      PENGERTIAN DETERGEN

Detergen adalah campuran berbagai bahan yang digunakan untuk membantu pembersihan.
Pada umumnya, detergen mengandung salah satu bahan penting yaitu:

o        Surfaktan

Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.
4.      METODE PEMISAHAN
Menurut dari masing-masing pengertian, dapat disimpulkan bahwa cara pemisahan noda pada serat pakaian menggunakan  metode kromatografi. Kromatografi yang dipakai jelas kromatografi bidang. Fasa diam dari pemisahan ini adalah air yang terikat pada kain, sedangkan serat dari penyusun kain adalah selulosa sehingga jelas bahwa pemisahan ini menggunakan metode kromatografi kertas. Selain itu ada juga proses destilasi pada bagian akhir. Dimana pakaian akan diuapkan agar kering (molekul air terpisah dari serat pakaian).
4.1  Pengertian kromatografi dan kromatografi kertas

Kromatografi adalah suatu metode pemisahan komponen kimia paling baik saat ini. Kelebihan kromatografi dari metode pemisahan yang lain adalah metode ini mendeteksi secara awal komponen yang dipisahkan,  dilakukan pada jumlah sampel yang kostituennya sedikit atau sangat kecil, sifatnya selektif untuk senyawa organik multikomponen, dan tidak memerlukan biaya sebanyak biaya metode pemisahan yang lain.
Kromatografi kertas adalah suatu bentuk kromatografi yang paling sederhana, mudah, dan murah. Penemu kromatografi kertas adalah A.J.P Martri, Consden, dan Gordon. Seperti yang telah tertulis sebelumnya, fasa diam dari kromatografi ini adalah air yang terikat pada selulosa dan fasa geraknya berupa pelarut organik non polar. Dalam kromatografi ini, fasa gerak teradsorbsi dalam kain karena efek kapiler (difusi). Teknik meresapnya fase gerak ini dilakukan dengan teknik menaik (ascending) atau dengan teknik menurun (descending).

4.2  Proses Kromatografi

Masing-masing zat atau komponen pasti memiliki suatu sifat fisika, kimia, dan kesetimbangan distribusi yang berbeda dari komponen satu dengan komponen yang lain. Hal ini juga akan mengakibatkan perbedaan dari laju migrasi pasa sistem tertentu. Sehingga, tidak semua jenis noda pisah atau larut dalam durasi yang sama (Rf berbeda).
Fase diam yang merupakan kain terlapisi air tersebut merupakan suatu zat yang bersifat polar. Dalam detergent terdapat suatu surfaktan yang tersusun dari senyawa – senyawa non polar (pada rantai alkil) dan senyawa polar (pada anion sulfonat). Surfaktan inilah yang akan berperan sebagai eluen. Berikut merupakan salah satu komponen surfaktan.
CH3(CH2)nCH2SO3Na
(Natrium alkana sulfonat)

Seperti yang kita tahu, noda pada umumnya dikelilingi oleh lapisan minyak atau lemak. Lemak adalah suatu senyawa ester yang terbentuk dari gliserol dan berbagai asam karboksilat. Senyawa ini bersifat non polar sehingga dapat terleusi oleh fasa gerak.
 Pertama, selulosa atau kain dilapisi air lalu eluen diberikan pada kain yang telah terkena noda (lemak). Ketika eluen diberikan, akan terjadi suatu kseimbangan dinamis dimana eluen akan menempel sesaat pada  fasa diam.



Setelah itu, kotoran atau noda akan terelusi oleh eluen. Dalam proses ini terdapat suatu pertukaran ion walaupun lemah.
      Surfaktan bertindak sebagai eluen atau dalam istilah organik disebut misel (dalam larutan encer). Misel juga salah satu bukti bahwa detergen atau surfaktan dapat larut dalam air. Rantai alkil yang non-polar bersifat hidrofobik berada dalam lingkungan non polar, yaitu pada bagian dalam misel sedangkan anion sulfonat yang polar bersifat hidrofilik berada dalam lingkungan polar yaitu dalam pelarut air. Bagian hidrofilik menyebabkan surfaktan larut dalam air (misel bagian luar) dan bagian hidrofobik (misel bagian dalam) mengelusi noda.
4.3  Distilasi
      Setelah noda terelusi, pakaian yang telah bersih tersebut didistilasi agar molekul air yang berdifusi pada kain terpisah. Distilasi dapat dilakukan di ruangan terbuka atau dengan cara menghembuskan uap atau gas pada pakaian

5.      TRANSFER MASSA
Pemisahan tak terlepas dari transfer massa dimana suatu pemisahan mengalami perpindahan massa. Dalam proses kromatografi ini sangat jelas terjadi suatu fenomena transfer massa pada permukaan fasa diam. Pada akhir proses akan didapatkan suatu keadaan kesetimbangan fasa dimana molekul telah berpindah tempat. Perpindahan massa pada pemisahan ini meliputi proses difusi. Difusi air pada kain dan difusi eluen pada fasa diam untuk mendorong atau mengelusi noda. Kecepatan difusi eluen tergantung pada jenis noda yang dielusi karena setiap jenis noda atau setiap komponen kimia memiliki difusivitas berbeda. Bab ini hanya membahas noda yang dilapisi minyak atau lemak, contoh noda yang lain misalkan noda kopi, noda saos, noda spidol, noda kecap, dan lain-lain. Masing-masing noda memiliki kecepatan difusi yang berbeda.
5.1  Difusi di permukaan
      Telah disebutkan di atas bahwa kromatografi mengalami difusi di permukaan fasa diam. Dimana proses terjadi dengan cepat. Beberapa proses adsorbsi pada permukaan padatan atau cairan merupakan hasil kajian difusi di permukaan secara mendalam sehingga digunakan sistem bagus yang menggunakan media berpori sebagai ekstraktor. Pada kromatografi, diharapkan difusi eluen hanya terikat pada zat terlarut (noda) dan tidak berdifusi lebih lanjut

5.2  Difusi dalam media berpori
      Air dan eluen berdifusi pada fasa diam yang merupakan suatu media berpori (kain). Adapula faktor yang mempengaruhi difusi pada media berpori:
1.      Geometri dari pori
Laju difusi tergantung pada jenis kain, apakah kain memiliki pori yang besar atau kecil. Semakin besar pori, proses difusi semakin sepat
2.      Ukuran pori
Berkaitan dengan lintasan yang dilalui pada proses pengelusian noda oleh eluen
3.      Bentuk pori
Berkaitan dengan pori lain di dekatnya karena apabila molekul mendapat lintasan yang buntu maka molekul terjebak dalam pori dan tidak dapat kembali pada larutan surfaktan yang lain (eluen)
4.      Interaksi di permukaan pori
Berpengaruh pada penyerapan serta pemisahan-pemisahan dari campuran noda dan eluen

5.3  Transfer Massa di Antarmuka
Fase eluen sebelum masuk kain (cairan)
Fase di media berpori (kain atau padatan berpori)
Antarmuka
Konsentrasi molekul yang berdifusi
Jarak


      Grafik di atas menggambarkan konsentrasi pada eluen atau air yang masuk ke dalam serat pakaian. Hal ini menyatakan bahwa ada perubahan konsentrasi pada transfer massa yang diakibatkan oleh perbedaan kelarutan. Dibutuhkannya daya pengendali (driving force) atau tidak tergantung pada perbedaan konsentrasi. Transfer massa di antarmuka harus benar-benar diperhatikan karena bisa menjadi penghalang pada proses pemisahan. Hal ini disebabkan oleh keadaan antarmuka yang bisa menurunkan percepatan pemisahan.




PENUTUPAN

1.      KESIMPULAN
a.       Serat pakaian umumnya tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan kadang-kadang mengandung pula lignin.
b.      Pemisahan noda pada pakaian menggunakan metode kromatografi kertas karena fasa diamnya berupa selulosa
c.       Eluen fasa gerak pemisahan menggunakan surfaktan dari detergen
d.      Terjadi transfer massa saat eluen dan air berdifusi ke serat kain
e.       Dilakukan destilasi agar molekul air terpisah dari serat pakaian


2.      DAFTAR PUSTAKA
1.      Wonorahardjo, Surjani. 2013. Metode-Metode Pemisahan Kimia. Malang : Indeks
2.      Subagio, dkk. 2013. Kimia Analitik. Malang : Universitas Negeri Malang
3.      Parlan & Wahjudi. 2005. Kimia Organik II. Malang : Universitas Negeri Malang
4.      http://id.wikipedia.org/wiki/Pakaian, diakses pada 19 April 2014
5.      http://id.wikipedia.org/wiki/Serat, diakses pada 19 April 2014
6.      http://id.wikipedia.org/wiki/Deterjen, diakses pada 19 April 2014

Bagikan

Jangan lewatkan

PEMISAHAN KIMIA
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

1 komentar:

Tulis komentar
avatar
17 Juli 2014 pukul 12.23

salut buatmu tan, baaaikkk banget masukin tugas kuliah di blog. mesti yang lagi butuh tentang pemisahan kimia, bakalan sujud syukur di blog mu. ahahahaha..

mana nih postingan barunya? keenakan libur pasti! padahal wifi rumahmu kan kenceng, harusnya update lagi doong.. aku kan mau tau, kamu ngapain aja pas lagi liburan gini.

oh ya, sebagai tetangga kosmu yang terbaik, aku ngasih award ini yaa... mampir ke blog ku
http://tulisandarihatikecilku.blogspot.com/2014/07/dapat-award-yang-pertama-nih.html

Reply